Category Archives: chaptered

Act #5 : Finale

Sebuah mimpi membungkus benak Kyungsoo. Atau mungkin bukan mimpi, melainkan kilasan-kilasan memori yang terdesak ke bagian paling belakang ingatan namun menyembul ke permukaan dengan warnanya yang redup. Berkabut. Ini baru tiga jam lewat tengah malam, napas lembut Tala adalah satu-satunya suara yang terdengar selain tik-tok jam dinding. Tumpukan kertas laporan tanpa judul mengenai arwah masih tergeletak di atas kabinet sebelah tempat tidur, menguarkan bau kertas baru.

Continue reading

8 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff

Act #4 : Rhetorical Questions

Memasuki Maren Street, Kyungsoo dihantam ingatan tentang malamnya yang buruk, berlari-lari mencari rumah Junmyeon sambil mengkhawatirkan Tala dalam kegelapan dan udara yang menyiksa. Tapi suasana jalan ini di pagi hari berbeda. Ini daerah tenang yang manis, seharusnya ditempati keluarga-keluarga kecil yang punya satu atau dua anak, atau pasangan tua yang kaya dan senang menyendiri. Sayang sekali tempat seperti ini harus melatari kejadian yang mengerikan. Pasti makelar yang bertanggung jawab akan rumah-rumah di sini sedikit kerepotan dengan kesan buruk yang ditimbulkan pembunuhan Junmyeon nantinya.

Continue reading

9 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff

Act #3 : Red Traces

Dua jam perjalanan dengan kereta api yang bergoyang-goyang teratur bukanlah hal yang membosankan bagi Kyungsoo. Terlebih dengan banyak hal untuk dikerjakan atau direnungkan. Kadang Kyungsoo akan melihat ke luar melalui jendela gerbong kepada langit Jumat malam yang polos tanpa cela, atau bangunan-bangunan yang berkelebat di sepanjang rel dengan kelap-kelip lampunya. Kadang ia akan berbincang dengan Kris bila pria itu sedang ingin bicara, tanda bahwa suasana hatinya sedang baik. Diskusi yang seolah tanpa akhir mengenai kasus yang baru saja mereka pecahkan, digabung dengan kasus lain yang mirip atau ada sangkut pautnya dengan kasus yang ini. Kyungsoo terutama senang mendengarkan Kris mengisahkan masa lalunya―yang sangat jarang ia ungkit. Sedikit sulit membayangkan detektif itu juga pernah menjadi bocah―dan remaja.

Continue reading

10 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff

Act #2 : A Measured Tread

Kapten Minseok berkunjung sore itu sehingga Kyungsoo tidak mempunyai kesempatan untuk mendiskusikan topik arwah. Ruang kerja Kris yang biasanya senyap berubah ceria, atmosfer serius yang biasa mengawang di sana menjadi lebih ringan. Kepala kepolisian daerah itu pria yang menyenangkan dengan senyum yang menyenangkan pula. Binar matanya penuh gairah, hingga barangkali tanpa seragam kebesaran dan lencananya, ia akan terlihat seperti pemuda di usia dua puluhan. Padahal usianya tidak lebih muda dari Kris, lebih tua malah. Meskipun demikian, wibawanya di mata masyarakat dan anak-anak buahnya tidak perlu diragukan lagi. Kyungsoo pernah menyaksikan betapa pria berwajah ramah itu bisa saja menjadi tegas nyaris keras di suatu tempat kejadian perkara, semua orang menyeganinya.

Continue reading

11 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff

Act #1 : Make-Belief

Apa yang ia kerjakan membuat Kyungsoo memuja logika. Apa yang bisa ia lihat, dengar, kecap, bau, dan sentuh adalah nyata, fakta, ada. Selain itu, tidak. Hanya khayalan, takhayul, fantasi, fiksi. Hal-hal yang diperdewa orang kebanyakan, tapi tidak Kyungsoo.

Continue reading

11 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff

Scene #6 : Got Lost

Membiarkan dirinya mengapung di antara Jinki dan Baekhyun hampir terlalu mudah. Semudah merangkum senyum Jinki, suara Baekhyun, dan jemari―banyak jemari―dalam potongan-potongan klise yang kemudian dijahit menjadi satu gambar besar.

Continue reading

4 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff, SHINee

Scene #5 : Deeper and Deeper

Tidak adil rasanya meredupkan binar-binar penuh harapan di mata Baekhyun waktu laki-laki itu melongok dari jendela yang terbuka ke dalam kamar Garnet dan berkata dengan antusiasme seorang bocah, “Garnet, ayo pergi kencan!”

Continue reading

3 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff, SHINee

Scene #4 : Third Encounter

Setengah jam lalu Garnet diseret ke atap gedung, lagi. Oleh siapa lagi kalau bukan tiga gadis dari kelasnya―yah, hanya dua orang yang menyeret secara harfiah sementara seorang hanya memerintah dengan pongah. Ia dipaksa duduk di kursi kayu yang entah bagaimana sudah ada di sana. Dan diikat. Dengan tali pramuka yang sudah kecoklatan. Kasar, dan menyakiti kulitnya. Tapi toh Garnet malah sibuk bertanya-tanya dalam hati bagaimana mereka bisa membuat simpul yang lumayan. Gadis-gadis itu, dan pramuka, kombinasi yang aneh.

Continue reading

8 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff, SHINee

Issue #10 : Ice Blade

Satu jam lima puluh lima menit menjelang tengah malam, ketika denyut jalanan mulai melemah dan bumi mendengkur dengan irama pelan, Xiu Min baru pulang dari kantornya. Ada proyek baru yang menuntut waktu lebih bahkan pada karyawan muda sekali pun. Xiu Min berjalan di trotoar menuju blok tempat rumahnya dibangun, lengan kemeja dilipat sekenanya sampai siku dan dasi menggantung asal dari kerah. Ia menghembuskan segumpal udara dan uap putih meliuk menuju langit. Udara beku, mestinya terlalu dingin bagi kulit yang hanya terbungkus sehelai kain tak seberapa tebal. Masalahnya dingin semacam itu justru menyenangkan untuk Xiu Min. Tanpa sadar ia juga menguarkan hawa dingin dari kulitnya selagi berjalan. Beberapa gelandangan yang menggelar kardus di emperan toko menggigil ketika Xiu Min lewat. Iba, Xiu Min menaikkan suhu tubuhnya dan udara sekitar hingga terasa cukup hangat. Beberapa desah lega terdengar dan para gelandangan kembali tidur seolah bahagia sekali. Xiu Min pikir ia juga akan segera tertidur seperti itu setelah mandi nanti, badannya lelah bukan main.

Continue reading

10 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff

Scene #3 : Crescendo

Baru saja ponsel Garnet bergetar singkat sekali, tanda pesan masuk. Dari Baekhyun, laki-laki itu bilang kalau tiba-tiba saja panitia-entah-apa yang diketuainya membutuhkan sedikit jasa. Tiga puluh menit, katanya, paling lama, dan Baekhyun akan langsung meluncur untuk menjemput Garnet. Baekhyun sudah berjanji dan katanya pula janji seorang laki-laki itu harus ditepati. Garnet toh tidak berkeberatan, menuliskan pesan balasan dengan tenang lalu meneruskan bersandar di gerbang besi akses utama keluar masuk kompleks sekolahnya, menunggu.

Continue reading

3 Comments

Filed under chaptered, EXO, ff, SHINee